Siapa sih yang nggak kenal sama
Chef Juna yang galak, sangar, dan kejam dalam berkomentar? Yang nonton perdana
Master Chef Indonesia 01 Mei 2011 kemarin pasti tau. Pada
artikel ini akan aku ceritakan perjalanan karir dan masa mudanya.
Profil
Junior
Rorimpandey namanya. Chef asal Manado yang tahun ini (2011) berumur 35
tahun, kurang begitu hot dibahas di Indonesia, karena Chef ini lebih
terkenal di luar negeri. Hm..aku yakin setelah adanya Master Chef
Indonesia, Chef Juna akan semakin dikenal banyak orang.
Banyak
yang mengira Chef Juna ini bukan siapa-siapa. Setelah googling tentang
Chef Juna, yang kulihat dari forum-forum, banyak yang kurang suka
dengan Chef ini. Rata-rata berkomentar, “Sangar amat
komentarnya..kejam”, “jahat banget tuh orang”, “dia bikin acara makin
tegang aja”, “ah
kayak
dia bisa masak aja”, “masa komentarnya nggak bermutu gitu sih”,
“komentar yang membangun dikit kek..masa kasar gitu ngomongnya”.
Waktu
aku liat Chef Juna memberi contoh memotong bawang bombay di Master Chef
Indonesia, aku tau kalau ia punya kemampuan masak yang cukup tinggi.
Dari cara memegang pisau dan kecepatan mengiris bombay. Terutama waktu
ia membuang paprika dan garnish pada hidangan yang dimasak salah satu
peserta (lupa namanya). Kenapa? Jelas aja karena paprika nggak akan
dihidangkan mentah-mentah di piring. Di luar negeri, walaupun hanya
dijadikan hiasan, yang tersaji di sebuah piring itu harus bisa dimakan.
Beda dengan Indonesia, yang rata-rata hiasannya menggunakan sayuran
mentah dan itu hanya hiasan, bukan untuk dimakan.
Karir
Profesi
Chef Juna terjadi secara nggak sengaja. Pada tahun 1997, ia pergi ke
Amerika Serikat (Brownsville, Texas) untuk sekolah penerbangan. Chef
Juna telah mendapat lisensi pilot, tapi ditengah mengambil lisensi
komersial, sekolah penerbangannya bangkrut. Akhirnya ia pergi ke
Houston untuk lanjutkan pelatihan. Awal 1998 disaat Indonesia sedang
dilanda krimon (krisis ekonomi), ibunya nggak bisa membantu keuangannya
di luar negeri, dan akhirnya ia harus mencari kerja walau secara ilegal
(belum mendapatkan ijin kerja).
Berbagai pekerjaan yang dicoba Chef Juna,
akhirnya ia kerja di restoran tradisional Jepang sebagai waiter
(pelayan). Setelah 2 minggu, master sushi menawarkannya untuk jadi
muridnya, Chef Juna terima tawaran itu. Ia akhirnya mulai dari dasar
dan dilatih sangat keras. Pemilik restoran itu kagum dengan kinerjanya
dan mensponsori Chef Juna untuk mendapatkan Permanent Resident (ijin
tinggal).
Pada
tahun 2002, Chef Juna mengambil alih sebagai head chef (kepala koki)
di restoran karena sushi master yang melatih Chef Juna ini pindah ke
restoran
lain.
Di tahun 2003, ia pindah kerja ke restoran sushi nomor satu di Houston
yang bernama Uptown Sushi. Setelah beberapa bulan, ia menjadi
Executive Chef disana. Masuk ke tahun 2004, Chef Juna mulai jenuh
dengan masakan Jepang, dan akhirnya ia pindah ke restoran Perancis, The
French Laundry yang dikenal sebagai restoran yang menerapkan
standar tinggi. Ia mulai dari awal lagi. Lalu, ia juga mencari pekerjaan di tempat lain agar dapat belajar lebih banyak.
Di
French Laundry, ada hukuman bagi yang melakukan kesalahan walau
kesalahan sederhana. Mereka dilatih dengan baik dan disiplin yang
diterapkan seperti militer. Disana Chef Juna belajar banyak teknik,
mengontrol
protein
pada makanan, dan menciptakan makanan yang dihias cantik dan sangat
enak. Nggak heran waktu Chef Juna menilai peserta Master Chef Indonesia
sangat galak. Galaknya pasti keluar kalau liat makanan yang dihias
berantakan dan rasanya hambar. Wajar, koki ganteng tapi sangar ini
berpengalaman.
Mengagumkan! Nggak nyangka kan kalau Chef Juna ini koki yang hebat? Padahal dulunya Chef Juna ini naik
motor Harley loh.
Masa muda
Waktu
umur 17 tahun, Chef Juna ini termasuk anak berandalan, ia buat sebuah
geng yang bernama Bad Bones. Dengan mengendarai Harley, mereka ngebut
dan nggak peduli kemanapun mereka pergi.
"Chef Juna"
Saya pernah kuliah teknik perminyakan
selama 3,5 tahun di Indonesia, tapi nggak selesai karena saya terlalu
nakal. Akhirnya saya memutuskan untuk membenahi hidup, berubah, dan
pindah ke Amerika. Saya sampai menjual motor kesayangan untuk biaya
sekolah di sana”
Diculik,
disiksa, overdosis dan hampir ditembak di kepala udah pernah dirasakan
Chef Juna. Merokok dan terjerumus dalam narkoba juga pernah. Tapi ia
berubah karena ia punya pemikiran berbeda.
Di
kedua lengan Chef Juna ini bertato. Tato itu dibuat waktu Chef Juna
umur 15 di Bali, dengan menggunakan mesin buatan sendiri yang
menggunakan jarum jahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar